Warga Perum Royal Garden Hentikan Pembangunan Tower SUTT

Warga Perum Royal Garden Hentikan Pembangunan Tower SUTT

 

Penulis :Jay |Editor :Yaris 

JUARAMEDIA.COM LEBAK – Masyarakat Perumahan Royal Garden, Cileuweng, Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung menghentikan dan menolak dengan tegas proyek pemasangan tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) yang akan melintasi area perumahan, Sabtu (18/4).

Budhy Rachman, Ketua RT 06 Perum Royal Garden mengatakan, dia bersama seluruh warga telah melayangkan surat kepada ULP PLN Rangkasbitung agar menghentikan dan mereloksi secepatnya tiang pancang tower ke tempat lain.

“Surat penolakan pembangunan tower SUTT yang baru tersebut sudah kita layangkan, agar mereka memindahkan lokasi pembangunan tower hingga tidak melintasi perumahan,” Ujar Budhy Rachman, saat ditemui awak media.

Menurutnya, pembangunan tower SUTT tersebut sama sekali tidak ada pemberitahuan atau sosialiasi kepada masyarakat perumahan sekitar. Untuk itu, seluruh warga sangat keberatan dengan adanya pemasangan atau penanaman tower SUTT baru dikarenakan sudah terlalu banyak radiasi di wilayahnya.

“Kami tidak mempermasalahkan tower SUTT yang lama, karena sebelum ada perumahan tower tersebut sudah ada dan memang tidak melintasi perumahan kami,” ungkapnya.

Penolakan warga ini, kata Budhy memang cukup beralasan, selain tidak adanya pemberitahuan atau sosialisasi akan adanya pembangunan tower SUTT bentangan Kabupaten Bogor kepada warga. Juga hal ini akan berdampak terhadap lingkungan kedepannya.

“Memang dampaknya tidak akan kita rasakan saat ini, nanti anak cucu kita yang merasakan dampak negatif akibat radiasi SUTT ini, khususnya terhadap kesehatan,” katanya

Sementara itu, Samen Hadi Permana Perwakilan PT Berkah Buana Sakti (BBS) selaku pelaksana proyek mengaku, pihaknya hanya sekedar melaksanakan pekerjaan yang diberikan PT BBS sebagai perusahaan yang mendapatkan tender dari PLN. Bahkan, pihaknya tidak tahu menahu jika warga Royal Garden tidak mendapatkan sosialisasi akan adanya pemasangan tower SUTT dari PLN.

“Sebetulnya sosialisasi bukan wilayah kami, kami hanya sekedar melaksanakan pekerjaan dari perusahaan,” tuturnya.

Lanjut Samen, pihaknya berjanji akan menghentikan pekejaan ini sebelum ada kesepakatan antara warga dan PLN.

“Iya kami akan tarik kembali alat berat kami, sekalipun kami harus menanggung kerugian,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *