SMAN 1 Rangkasbitung Terapkan Sikap Toleransi dan Keberagamaan

Redaksi - JuaraMedia
4 Mar 2020 11:01
2 menit membaca

Kepala SMAN 1 Rangkasbitung, Iva Havidania

Penulis :Arya |Editor :Budy 

JUARAMEDIA.COM LEBAK – SMAN 1 Rangkasbitung Kabupaten Lebak menerapkan sikap toleransi dan keberagamaan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kita berharap penerapan sikap toleransi dan keberagamaan itu dapat menumbuhkan jiwa saling mencintai dan menyayangi bangsa sendiri,” kata Kepala SMAN 1 Rangkasbitung, Iva Havidania, di Lebak, Rabu (4/03/2020).

Selama ini, siswa-siswi SMAN 1 Rangkasbitung yang memiliki keberagamaan perbedaan agama, ras, budaya dan bahasa, namun tetap saling menghormati dan menghargai dalam pergaulan di lingkungan sekolah.

Bahkan, siswanya juga terdapat dari Papua dan daerah lain di Indonesia dari pertukaran pelajar nasional yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu.

Sebab, SMAN 1 Rangkasbitung itu menjadikan sekolah rujukan nasional.

“Kami menerapkan sikap toleransi dan keberagamaan itu dalam kehidupan di lingkungan sekolah,” ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, keberagamaan perbedaan itu sebagai anugerah yang diberikan Allah Swt kepada bangsa Indonesia, sehingga harus dirawat dan dilestarikan budaya sikap toleransi.

Sebab, toleransi dan keberagamaan menjadikan kekuatan untuk menjalin persatuan dan kesatuan bangsa.

Karena itu, siswa di sini bagaikan saudara sendiri untuk kedamaian dan kenyamanan dalam kerangka NKRI itu.

Selama ini, sikap toleransi dan keberagamaan di sekolah berjalan baik dan siswa di sini kerapkali mengikuti ajang lomba toleransi dan keberagaman.

Bahkan, pihak sekolah juga memberikan ruangan kelas untuk pelajaran agama bagi siswa yang menganut agama Kristen, Katolik dan Budha.

“Kami minta semua siswa agar menjaga dan melestarikan budaya sikap toleransi dan keberagamaan agar bangsa ini lebih baik dan lebih maju,” katanya.

Ia mengatakan, SMAN 1 Rangkasbitung juga mempelopori sekolah ramah anak, sehingga mereka mengikuti belajar mengajar (KBM) penuh kedamaian, kenyamanan dan keamanan.

Selama ini, pihaknya belum menemukan siswa menjadi korban pelecehan seksual maupun korban kekerasan.

Sebab, pihak sekolah mengutamakan pembangunan karakter atau ahklak yang baik dengan pendekatan relegius.

Siswa di sini sebelum mengikuti KBM diwajibkan membaca surah ayat Alquran selama 15 menit bagi siswa beragama Islam juga agama lainnya disediakan ruangan kelas untuk menjalankan kepercayaan masing-masing.

“Dengan pendekatan relegius itu dapat mencegah pelecahan dan kekerasan atau perundungan,” katanya.

TIM REDAKSI
Author: TIM REDAKSI

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *