
Caption: Foto Ilustrasi (Medcom.id)
JUARAMEDIA.COM LEBAK-Pendistribusian Bantuan Langsung Tunai atau BLT, seperti sembako di Desa Marga Mulya Kecamatan Cileles, melalui kantor Pos Gunung Kencana, dikabarkan menuai polemik. Sebab, proses penyalurannya, diduga terdapat permintaan partisipasi senilai Rp 100.000 yang dilakukan oleh oknum pemerintahan desa setempat.
“Saya seharusnya menerima Rp. 600.000. Namun, karena diminta partisipasi oleh oknum pemerintahan desa. Sehingga, bantuan yang diterima berkurang menjadi Rp. 500. 000,” kata Ranta seorang penerima manfaat BLT dari 47 Keluarga Penerima Manfaat atau KPM BLT Sembako, saat ditemui di kediamannya. Senin (23/10/2023).
Menurut Ranta, permintaan partisipasi berbentuk uang senilai Rp 100.000 ini, dipukul rata tanpa adanya alasan yang logis.
“Bukan hanya saya yang diminta partisipasi. Silahkan kroscek di RT dan RW lainnya. Padahal, saat diterima di Kantor Pos nilainya ini masih full senilai Rp 600.000,” ujar Ranta.
Dijelaskannya, bahwa seharusnya jika dikenakan biaya partisipasi, tentu harus dimusyawarahkan terlebih dahulu.
“Bantuan partisipasi tidak adanya musyawarah. Secara mendadak, diminta iuran partisipasi,” ungkapnya.
Di tempat berbeda, DN Kaur Pemerintahan Desa Marga Mulya membenarkan adanya permintaan partisipasi di momentum pendistribusian BLT Sembako.
“Iya benar ada permintaan partisipasi. Tapi, tidak semua memberikan nilai Rp. 100.000,” kilah DN. (Ika).