Pandemi Covid 19 Tak Berpengaruh, Omzet Penjahit Keliling di Lebak Naik

Pandemi Covid 19 Tak Berpengaruh, Omzet Penjahit Keliling di Lebak Naik

 

JUARAMEDIA.COM LEBAK – Omzet pendapatan penjahit keliling di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten naik di tengah pandemi COVID-19, sehingga dapat meraup keuntungan ekonomi keluarga .

“Kami sekarang bisa pulang membawa uang antara Rp200-300 ribu dari sebelumnya Rp100 ribu/hari,” kata Sakiman (50) warga Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Kamis (25/02/2021).

Pendapatan jasa penjahit selama masa pandemi COVID-19 di Kabupaten Lebak relatif menguntungkan hingga meningkat.

Biasanya, kata dia, pendapatan Rp100 ribu, namun kini bisa mencapai Rp200-300 ribu/hari.

Kemungkinan besar selama masa pandemi itu warga lebih memilih jasa penjahit keliling dibandingkan harus pergi ke tailor penjahit.

Selama ini, risiko penularan COVID-19 cenderung meningkat, karena adanya kerumunan dan keramaian.

“Kami bisa menerima orderan 20 sampai 30 potong/hari dengan tarif jasa menjahit berkisar Rp10-20 ribu per potong,padahal biasanya Rp100 ribu/hari” katanya menjelaskan.

Ia mengatakan, dirinya berprofesi menjahit keliling itu selama 10 tahun dan setiap hari menempuh sepanjang 40 kilometer dengan menggunakan kendaraan sepeda motor.

Mereka berkeliling itu ke pelosok-pelosok desa di wilayah Kabupaten Lebak,karena sudah banyak pelanggannya.

Profesi menjahit keliling itu, kata dia, dirinya setelah terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan di Jakarta.

Karena itu, dirinya mengembangkan usaha jasa menjahit berkeliling dan hingga kini masih bertahan.

“Kami usaha ini bisa menyekolah tiga anaknya hingga pendidikan SLTA,” katanya menjelaskan.

Begitu Ujang (45) warga Cibadak Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya kini pandemi COVID-19 membawa berkah karena omzet pendapatan meningkat.

Biasanya, kata dia, pendapatan sekitar Rp50-100 ribu, namun di tengah pandemi COVID-19 bisa mencapai Rp200 ribu/hari.

“Kami merasa kewalahan melayani warga yang ingin menjahit yang robek dan merombak pakaian maupun celana dengan tarif Rp 10-20 ribu perpotong,” katanya.

Berdasarkan pantauan, sejumlah penjahit keliling di tengah pandemi COVID-19 di Rangkasbitun Kabupaten Lebak meningkat hingga 10-15 orang dan kebanyakan mereka dirumahkan oleh perusahaan konveksi di Jakarta.

“Kami pulang ke kampung baru dua bulan dan lebih memilih profesi jasa menjahit keliling dengan modal mesin jahit dan sepeda motor bisa menghasilkan ekonomi keluarga,” kata Deden (40) warga Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. (arya/JM)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *