LEBAK – Krisis air bersih melanda Kabupaten Lebak dan sekitarnya akibat kemarau panjang disikapi relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lebak dengan mendistribusikan air bersih.
Ketua Tagana Kabupaten Lebak, Iwan Hermawansyah mengatakan, pendistribusian air bersih tersebut merupakan bentuk kepedulian kepada masyarakat yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang.
“Mereka saat ini kesulitan air bersih setelah air bawah tanah, seperti sumur, jetpump dan sumber mata air mengering,” ujarnya kepada media, Kamis (5/9/2019).
Sementara itu Media Center Tagana Kabupaten Lebak, Maman Wahyudin menuturkan, air bersih ini disalurkan di lima Kecamatan yakni, Kecamatan Sajira, Warunggunung, Cikulur, Cimarga, dan Kecamatan Leuwidamar.
“Kami hampir setiap hari mendistribusikan air bersih. Relawan Tagana terakhir menyalurkan bantuan air bersih di Desa Lebak Pariang, Kecamatan Leuwidamar,” terangnya.
Dijelaskan Maman, saat ini, relawan Tagana mendistribusikan bantuan air bersih di lima kecamatan antara lain Sajira, Warunggunung, Cikulur, Cimarga, dan Leuwidamar.
“Kami mendistribusikan air bersih antara dua sampai empat kendaraan tangki,” imbuhnya.
Relawan Tagana, kata dia, menyalurkan pendsistribusian air bersih tersebut murni berasal dari simpan dana sendiri. Namun, pihaknya juga siap menjalin kerja sama dengan BUMN maupun perusahaan swasta untuk penyaluran bantuan air bersih. Sebab, hingga saat ini banyak masyarakat yang mengajukan permohonan bantuan pasokan air bersih.
“Kami berharap adanya kerja sama dari pihak lain yang peduli untuk membantu warga Lebak yang dilanda krisis air bersih akibat kemarau itu,” pungkasnya.
Menanggapi bantuan air bersih tersebut, sejumlah warga Desa Lebak Pariang Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, mengaku bahwa masyarakat merasa lega setelah mendapat bantuan pasokan air bersih dari relawan Tagana.
Pendistribusian bantuan air bersih itu sebanyak 10.000 liter dan mencukupi untuk kebutuhan selama tiga hari ke depan.
“Kami merasa senang sudah terpenuhi bak mandi dan ember sehingga bisa mencukupi tiga hari untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK),” ungkap Jaja, salah seorang warga setempat. (bud/yaris)