LEBAK – Kabupaten Lebak merupakan Daerah konservasi, sebagian besar wilayahnya merupakan perkebunan dan hutan, sehingga tidak mudah untuk dijadikan area perindustrian seperti Kabupaten kota lain di Banten. Hal tesebut disampaikan Asisten Daerah Administrasi Umum dan Kesra Sekretariat Daerah Lebak (ASDA III) Dedi Lukman, saat melepas Peserta Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) tahun 2019 di Pendopo Sekretariat Daerah, Kamis (18/07/2019).
Kata Dedi, Meskipun Lebak menjadi daerah konservasi, namun pemerintah terus berupaya memajukan Kabupaten Lebak agar lepas dari stigma Kabupaten tertinggal, salah satunya dengan mengembangkan sektor pariwisata, sesuai dengan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Lebak yaitu menjadikan Kabupaten Lebak sebagai destinasi wisata unggulan nasional berbasis potensi lokal.
Dedi mengatakan, pemerintah sangat terbuka untuk mahasiswa yang ingin mengabdikan diri di Kabupaten Lebak dari tanggal 19 Juli hingga 19 Agustus mendatang.
“Kabupaten Lebak 40% kategori masyarakatnya bisa dibilang kurang mampu dengan 60% mata pencahariannya bertani, karena Lebak dapat dikatakan cukup miris karena diketahui jarak ke Ibu Kota Jakarta sekitar 90 km, akan tetapi masih dikategorikan sebagai Kabupaten tertinggal,” ujarnya.
Namun kata Dedi, dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Lebak mendapat banyak penghargaan dari berbagai pihak, seperti piala adipura yang baru-baru ini diraih Kabupaten Lebak.
Dedi mengatakan, masyarakat Lebak harus siap menerima perubahan yang cepat agar tidak monoton didaerahnya masing-masing. Maka dari itu, menurutnya mahasiswa harus memiliki inovasi dan kreativitas.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Untirta, H. Suherna, mengungkapkan bahwa ada sebanyak 260 peserta KKM yang akan diterjunkan ke 23 desa di kecamatan Warunggunung dan Cibadak.
Suherna mengatakan, mahasiswanya siap membantu Pemerintah Kabupaten Lebak untuk mendongkrak potensi yang ada di wilayah KKM masing-masing, sesuai dengan tema KKM di Kabupaten Lebak yaitu Pemberdayaan Ekonomi.
Dalam sambutannya, Suherma memohon support pemerintah daerah dan masyarakat sekitar karena menurtunya mahasiswa tidak memiliki apa apa kecuali semangat dalam rangka mengekspresikan tri dharma perguruan tinggi yang dimiliki yaitu pengabdian masyarakat.
“Tidak lagi kita membangun desa, tetapi bagaimana kita menggerakan masyarakat memberdayakan dirinya melalui potensi yang mereka miliki di dirinya sendiri,” katanya.
Menurutnya, semangat mahasiswa untuk membangun masyarakat sangat tinggi, sehingga dirinya juga berharap mahasiswanya bersama-sama dengan masyarakat dapat membangun desa dengan memberdayakan ekonomi masyarakat. (bud/yaris)