Dukung Ekosistem Kendaraan Listrik, PT PLN Operasikan 104 Unit SPKLU di 38 Kota se-Indonesia

Caption : Salah satu SPKLU yang disediakan PT PLN 

JUARAMEDIA,LEBAK – Guna mendukung terciptanya ekosistem kendaraan listrik di tanah air . PT PLN (Persero) terus menambah pengoperasian Satuan Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Tercatat hingga 23 Februari 2022 , sebanyak 104 unit SPKLU telah beroperasi dan siap melayani para pengguna kendaraan listrik di 38 kota di Indonesia.

Menurut Agung Murdifi Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN , PLN akan terus menambah pengoperasian SPKLU untuk memperluas jangkauan fasilitas pengisian energi kendaraan listrik. Pada tahun ini, perseroan bakal menambah 40 unit SPKLU di sejumlah kota.

“Penambahan SPKLU merupakan upaya PLN dalam meningkatkan layanan dengan memberikan kemudahan bagi pengguna kendaraan listrik dan untuk menarik minat masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik,” Ujar Agung.

Selain menambah 40 SPKLU kata Agung tahun ini, PLN juga bakal menyediakan fasilitas SPKLU _Ultrafast EV Charger_ sebanyak 44 unit dan 100 unit _home charging_ untuk mendukung pelaksanaan KTT G20 di Bali, yang direncanakan mulai beroperasi pada Agustus 2022.

“Saat ini, sudah terdapat 5 unit SPKLU yang sudah beroperasi, serta 16 unit SPKLU tipe _Medium_ dan _Fast Charging_ dalam tahap penyelesaian pembangunan,” tuturnya.

Penambahan dan perluasan pengoperasian SPKLU,sambung Agung harus dilakukan agar pengendara kendaraan listrik tidak perlu khawatir baterai kendaraannya kehabisan energi listrik ketika melakukan perjalanan jauh.

“Bahkan ketika pengguna kendaraan listrik melakukan perjalanan dari Aceh sampai Surabaya tidak perlu khawatir karena SPKLU tersedia di mana-mana,” tuturnya .

Untuk mempercepat perluasan SPKLU ini ,kata Agung ,PLN pun membuka peluang kerjasama dengan pihak swasta Bahkan tidak itu saja ,untuk memudahkan pihak yang berminat jadi mitra dalam penyediaan SPKLU .

” Kami (PLN) telah menyediakan website
https://layanan.pln.co.id /partnership-spklu ” Katanya .

Melalui _website_ ini ,sambung Agung nantinya para badan usaha yang hendak turut serta dalam membangun SPKLU bisa mendaftar melalui kanal tersebut. Setelah para pengusaha mengakses maka langsung ada kolom menjadi mitra. Ikuti langkahnya, kemudian PLN akan segera menindaklanjuti.

“Kami ingin membuat ekosistem kendaraan listrik ini tumbuh. Kami terbuka untuk bekerja sama dengan pengusaha yang tertarik,” jelas Agung.

PLN juga akan menyediakan Surat Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL) milik PLN bagi badan usaha yang ingin bekerja sama, menyiapkan suplai listrik, serta dukungan aplikasi Charge.IN dalam pengelolaan SPKLU. Sementara mitra dapat berperan sebagai penyedia fasilitas isi daya kendaraan listrik, penyedia lahan maupun properti, serta penyedia operasional dan pemeliharaan SPKLU.

“Agung menyebut PLN saat ini juga telah mengembangkan beberapa model bisnis untuk mendukung rencana kerja sama ini agar lebih atraktif serta efektif mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

“Jadi bisnis ini sangat menguntungkan. Kami mengajak pelaku usaha untuk ikut membangun SPKLU sesuai skema kerja sama kemitraan berbasis _revenue sharing_ dengan _sharing economy model,_” ajak Agung.

Menurut Agung, pengadaan SPKLU menjadi ceruk bisnis baru bagi dunia usaha. Berkembangnya tren kendaraan listrik di Indonesia saat ini menjadi peluang bisnis baru bagi semua pihak. Peluang bisnis ini tidak hanya terbatas di kota-kota besar saja. Agung mencontohkan bahkan di daerah Asmat, Papua sendiri porsi penggunaan motor listrik bahkan mencapai 100 persen.

“Namun belum banyak infrastruktur pengisian daya bagi motor listrik ini di sana. Ini bisa menjadi salah satu peluang bisnis baru bagi semua pihak. Tidak hanya terbatas di kota kota besar saja tetapi di seluruh pelosok Indonesia,” ujar Agung.

Peluang bisnis baru tersebut terbukti lewat penjualan mobil listrik, pada 2020 penjualan mobil listrik naik 46 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan mobil konvensional yang justru penjualannya menurun hingga 14 persen.

Ditambah, hasil riset juga menunjukkan minat masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik dinilai berada di atas rata-rata keinginan warga negara lain di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan roadmap yang disusun Kementerian ESDM, potensi jumlah kendaraan listrik di Indonesia pada 2030 mencapai 2,2 juta mobil listrik dan 13 juta motor listrik dengan 31.859 unit SPKLU. Jumlah kendaraan listrik ini diharapkan bisa menekan impor BBM sekitar 6 juta kilo liter pada tahun tersebut.

“Melihat peluang tersebut, PLN mengajak semua pihak untuk memanfaatkan ceruk bisnis ini,” Pungkasnya .(adv-ade)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *