Tradisi Ruwatan di Citorek Jadi Daya Tarik Wisatawan

LEBAK, JUARAMEDIA.COM – Pelaksanaan Festival Ruwat Bumi yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, pada Jum’at 12 hingga Minggu November 2021 kemarin, berhasil menarik minat wisatawan budaya.

“Festival Ruwat Bumi yang diselenggarakan di Lapangan Pasir Gunung Luhur Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber sudah berlangsung dengan baik. Bahkan, beberapa tradisi yang ditampilkan oleh warga disana, berhasil menarik minat wisatawan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (18/11/2021).

Menurut Imam, Ruwat bumi adalah sebuah tradisi upacara adat masyarakat sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen pertanian yang melimpah, juga sebagai upacara penolak bala sekaligus penghormatan terhadap nenek moyang yang berjasa untuk suatu daerah tersebut.

“Oleh karena itu, jika wisatawan yang masih penasaran dengan apa sih arti dari Ruwat Bumi dan seperti apa ritual pelaksanaannya. Tahun depan 2022, akan digelar kembali,” ujarnya.

Ruwat sendiri berasal dari kata “ruwat” atau dalam bahasa sunda “ngarawat”

“Artinya, merawat atau menjaga. Sedangkan bumi mengandung arti tempat kita hidup. Kemudian, kata lain ruwatan bumi berarti menjaga tempat kita hidup,” ujarnya.

Imam menjelaskan bahwa pelaksanaan Ruwat Bumi biasanya dilakukan sebelum masyarakat tani memulai bercocok tanam atau sebelum pengolahan lahan pertanian dimulai. Karena menurut kepercayaan adat istiadat setempat, sebelum diadakannya tradisi Ruwat Bumi, petani diharapkan untuk tidak menggarap lahan pertaniannya.

“Karena jika salah satu petani ada yang melanggar tradisi tersebut maka akan tertimpa kesialan untuk petaninya. Salah satunya, bisa berupa lahan pertaniannya terserang hama ataupun hasil panen yang menurun,” terangnya.

Hal senada disampaikan, Kepala Seksi Event Disbudpar Lebak, Iwan Setiawan bahwa pihaknya menambahkan jika pada tahun ini, acara Ruwat Bumi dilaksanakan lebih meriah. Namun, dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang kerap dijaga ketat.

“Terutama penerapan protokol kesehatannya yang ketat. Tradisi Ngaruat merupakan acara yang penuh simbol dan makna, sebuah tradisi warisan leluhur yang mengandung kearifan lokal yang menghubungkan manusia, alam dan penciptanya. Secara harfiah, ngaruat berasal dari kata ruat yang berarti bebas atau lepas,” pungkasnya. (Adv).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *