Pembangunan Infrastruktur Jalan Bangkitkan Ekonomi Masyarakat, Maman SP: Pergerakan Ekonomi Menggeliat

JUARAMEDIA.COM – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Lebak Maman S.P. menyatakan pembangunan infrastruktur jalan dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu sehingga mampu mengatasi kemiskinan ekstrem.

“Dengan kondisi jalan mulus maka arus lalu lintas berjalan lancar sehingga pergerakan ekonomi masyarakat menggeliat,” katanya di Lebak, Jum’at (24/09/2021).

Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten serius dan fokus untuk pembangunan infrastruktur jalan sesuai Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) .

Sebab, katanya, infrastruktur jalan memberikan kontribusi besar untuk menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Apalagi, kata dia, andalan ekonomi masyarakat Kabupaten Lebak dari hasil komoditi pertanian, perkebunan, peternakan, sehingga perlu kelancaran arus lalu lintas karena dapat menekan biaya transportasi untuk memasarkan keluar daerah.

Selain itu, katanya, pergerakan kegiatan ekonomi masyarakat bisa dilakukan selama 24 jam.

“Saya kira infrastruktur jalan mulus tentu dapat mengatasi kemiskinan ekstrem, karena mereka bisa melakukan kegiatan ekonomi,” katanya.

Menurut dia, saat ini ruas jalan yang layak dilintasi angkutan transportasi sekitar 68 persen dari 773,93 kilometer jalan kabupaten, sehingga memiliki 32 persen lagi menjadikan pekerjaan rumah.

Kemungkinan, hingga periode Bupati Iti Octavia berakhir masa jabatannya pada 2024, sudah tuntas dan semua layak dilintasi berbagai angkutan.

Pembangunan infrastruktur jalan tahun 2020 terhambat adanya dana refocusing untuk penanganan pandemi COVID-19.

Namun, ujarnya , saat ini dana pembangunan infrastruktur kembali normal.

“Kami berharap realisasi pembangunan infrastruktur itu berjalan lancar, ” kata Maman.

Sukatma, warga Muncang, Kabupaten Lebak mengaku masyarakat setempat dapat melakukan kegiatan ekonomi selama 24 jam setelah jalan kabupaten mulus dengan hotmix.

Masyarakat bisa menjual pisang dan hasil palawija ke Pasar Rangkasbitung dengan biaya transportasi murah dibandingkan sebelumnya tidak laku akibat kondisi jalan buruk.

“Kami bisa meraup keuntungan dengan menjual hasil pertanian keluar daerah itu, ” katanya. (Arya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *