Dua Kecamatan Alami Krisis Air, Pelayanan PDAM Bobrok

JUARAMEDIA.COM – Dua Kecamatan alami Krisis air,Cibadak dan Kalanganyar. Konsumen PDAM Kabupaten Lebak keluhkan pelayanan terhadap pelanggan, seperti kualitas ataupun kuantitas dan kualitas air yang sering mati juga keruh,tidak layak untuk di konsumsi oleh konsumen pelanggan PDAM. Dengan berbagai alasan kerusakan klep,tangki dan pompa,selalu itu itu saja setiap di tanyakan.

Akibat dari buruknya pelayanan ini masyarakat banyak yang memilih meninggalkan PDAM dan beralih ke jetpam atau satelit.

Ratu Tini Kepala Bagian Pelayanan PDAM Tirta Multatuli Lebak mengatakan, bahwa air di sekitaran Cibadak mati untuk satu minggu dan baru dua hari ke belakang bisa menyala kembali. Namun pernyataan ini sedikit berbeda dengan pernyataan Syarif warga Desa Pasar Keong Kecamatan Cibadak yang mengeluhkan air mati untuk waktu sembilan hari, dan baru menyala pagi hari ini, pada jumat 06 agustus 2021,”jelas Tini pada Juara Media.Com di kantor kerja PDAM Lebak,Jumat (6/8).

Dijelaskan oleh Ratu Tini, memang Cibadak menjadi daerah yang lumayan sering mendapati mati air, tapi yang paling lebih sering ialah daerah Kalanganyar,karena pihak pihak PDAM sadar bahwa pelayanan yang di sediakan belum maksimal.

Lanjut Ratu Tini,akar sebab sering matinya air ialah karena peralatan yang sudah lama dan mesti ada pembaharuan seperti tangki dan pompa.

“Kami pihak PDAM sudah melayangkan surat kepada Bupati pLebak untuk pengadaan pembaruan peralatan yang ada demi peningkatan dan maksimalitas pelayanan terhadap pelanggan memuaskan dan mungkin akan terealisasi pada tahun 2022, tapi kami pihak PDAM sendiri ingin pengadaan ini bisa hadir secepatnya pada tahun 2021 ini,” terang Tini.

Ketika ditanya mengenai banyaknya konsumen PDAM yang beralih pada pengeboran atau satelit, Ratu Tini sebagai Kepala Bagian Pelayanan merespon dengan jawaban ” wajar dan maklum” karena pelayanan PDAM untuk saat ini memang belum maksimal.

“kami menyayangkan dan juga merasa maklum ketika para konsumen PDAM beralih pada air satelit, karena air menjadi kebutuhan yang sangat penting. Dan kami memang merasa pelayanan yang disediakan kurang maksimal, tapi untuk kedepannya kami sudah rencanakan untuk bisa lebih baik.Kami harap setelah nanti pelayanan PDAM sudah baik dan maksimal para pengguna satelit bisa beralih menjadi konsumen PDAM kembali,” pungkas Ratu Tini.

Syarif warga desa Pasar Keong Kecamatan Cibadak sangat merasa tidak puas dengan pelayanan PDAM karena menurutnya air lebih sering mati, tapi kita tetap diwajibkan untuk membayar full.

“Saya sangat pusing dan kecewa, bagaimana kami wajib membayar full, tapi hak dan pelayanan yang kami terima tidak sesuai,” tegas Syarif.

Lanjut Syarif “Saya awalnya berharap dengan adanya pergantian Direktur Utama yang baru pelayanan bisa lebih baik tapi sama saja bahkan terasa menurun. Lalu tentang pengadaan alat seperti pompa dan tangki baru pada tahun 2022, itu terlalu lama, bisa-bisa konsumen pada pakai satelit semua, hancurlah bumi kita,”cemas Syarif.

Menambahkan,Supardi warga kalanganyar,dengan adanya pergantian Direktur yang baru tidak berpengaruh terhadap perubahan perbaikan dalam pengelolaan PDAM malah sebaliknya tambah buruk,jika tidak mampu lebih baik mengundurkan diri,” tegasnya.(San)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *