Sawah Tertimbun Lumpur Akibat Dampak Galian Pasir, Warga Kandangsapi Tuntut Ganti Rugi dan Tolak Kompensasi 

JUARAMEDIA.COM LEBAK – Warga kampung Kandangsapi Desa Mekarjaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak khususnya warga pemilik sawah yang terdampak limbah menolak uang kompensasi yang diduga tanpa Musyawarah dan diberikan secara door to door.

Pasalnya, pembagian uang kompensasi diduga tanpa Musyawarah tersebut dibagikan secara paksa oleh desa.

Hal tersebut diungkapkan Iis salah seorang warga Kampung Kandang Sapi Desa Mekarjaya Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak yang sawahnya tertimbun lumpur akibat terdampak  limbah dari aktivitas galian tambang pasir yang berada di desa setempat, kepada awak media, Senin (19/4/2021) kemarin.

“Kamari aya Ogay kadieu orang Cibangkong nawaran ka tiap imah, ceunah aya uang limbah Rp500.000. (Kemarin ada Ogay kesini orang Cibangkong menawarkan ke tiap rumah, katanya ada uang Rp500.000),” katanya.

Ujar Iis lagi, warga didieu nolak, terus teh Njum laporan kadieu teh Sonah teh Ratna laporan kadieu, ku abdi diteangkeun kanu teh Sonah, Ogay na di datangan. (warga disini menolak, terus kak Njum, kak Sonah, kak Ratna laporan kesini, oleh saya disamperin kak Sonah, Ogay nya di datangin).

“Gay kitukeun urang Kandangsapi mah teu kieu teu kitu, tadina ge sawah hayang sawah deui, (Gay begini orang Kandangsapi tidak begini tidak begitu, itu tadinya juga sawah ingin sawah lagi),” terang Iis saat menemui Ogay di rumah Sonah.

Lanjut Iis, pasini eta si Ogay tea, terus arek naon cek abdi tea keur ieu kan musyawarah di desa, ayeuna cara diam diam datang ka tiap Imah, aya naon Kitu gay kumaha mimitina, ceuk Ogay tea abdi mah ukur nyampekeun doang, ceuk Ogay tos aya panggilan na katiap RT, teu narima urang Kandangsapi mah, (Ribut itu si Ogay, terus mau apa kata saya, dulu musyawarah di desa sekarang malah cara diam diam datang ke tiap rumah, ada apa gitu Gay gimana tadinya, kata Ogay itu saya cuma seukur menyampaikan saya, kata Ogay lagi sudah ada panggilan nya ke tiap RT, orang Kandangsapi itu tidak menerima).

“Bareto kumaha rek dibere 1 juta, Karak mere 500ribu doang, perjanjian na cek pa Hera tunggu secepatnya satu bulan lambatnya dua bulan, pan sampe ayeuna kumaha eta Ngan ngabobodo masyarakat doang. (Dulu bagaimana mau ngasih 1 juta baru masing-masing ngasih 500 ribu, perjanjian nya kata pak Hera tunggu secepatnya 1 bulan selambatnya 2 bulan, kan sampai sekarang, gimana itu cuma membodohi masyarakat saja,” jelas Iis

“Ayeuna geus aya karesahan ke rek dijebol ku anu ngajukeun, buru buru secara diam diam ka tiap tiap rumah (Sekarang sudah ada keresahan nanti mau dijebol sama yang mengajukan, cepet cepet secara diam diam ke tiap-tiap rumah),” tambahnya.

Dikonfirmasi media ini, Hera Kordinator galian tambang pasir mengatakan, bahwa pembagian kompensasi kepada warga terdampak limbah dari tambang galian pasir tersebut merupakan hasil rapat sebelumnya.

“Pembagian kompensasi tersebut adalah hasil dari rapat-rapat sebelum nya, dan sudah di setujui beberapa dinas dan muspika,” tulis Hera melalui pesan WhatsApp nya. (De/Bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *