Anggota DPR Sebut Indonesia Darurat Kekerasan Seksual, Tindakan Asusila Di Kalangan Pelajar Mengkhawatirkan

Anggota DPR Sebut Indonesia Darurat Kekerasan Seksual, Tindakan Asusila Di Kalangan Pelajar Mengkhawatirkan

 

JUARAMEDIA.COM BANTEN – Beredarnya video asusila dua pelajar di Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten membuat gempar publik. Pelajar SMP tersebut melakukan perbuatan asusila di pelataran belakang sebuah ruko pada Rabu 10 Maret 2021, di Desa Kareo, Kecamatan Jawilan, Serang, Banten.

Iip Miftahul Choiry, anggota Komisi VIII DPR yang salah satu ruang lingkup tugasnya membidangi urusan perlindungan perempuan dan anak mengaku prihatin. Kekerasan seksual dan tindakan asusila di kalangan pelajar sangat mengkhawatirkan.

“Ini pukulan untuk kita semua, harus jadi warning buat orang tua, pendidik, dan semua kalangan. Indonesia darurat kekerasan seksual di kalangan pelajar,” kata Iip, Kamis (18/3/2021).

Politisi muda dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan ini meminta pemerintah, mulai dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak hingga pemerintah daerah untuk gencar melakukan sosialisasi dan penyuluhan ke sekolah-sekolah.

“Saya minta pemerintah turun ke sekolah-sekolah. Lakukan rutin dan merata di setiap daerah. Nanti saya ikut turun supervisi. Kalau anggaran tidak ada atau kurang, nanti kita ajukan untuk ditambahkan. Ini darurat, kekerasan seksual di kalangan pelajar dan remaja, sangat darurat,” tuturnya.

Iip mengungkapkan, data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) sejak 1 Januari hingga 31 Juli 2020 ada 4.116 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Dari jumlah tersebut angka yang paling tinggi itu angka korban kekerasan seksual, yaitu ada 2.556 kasus/korban.

“Komnas Perempuan juga mencatat kasus kekerasan seksual terhadap anak perempuan cukup tinggi. Di antaranya perkosaan. Ini memprihatikan, saya miris,” ujar Iip yang mengatakan lokasi video ‘Parakan 01’ berada di satu kecamatan tempat tinggalnya.

Terkait video asusila ‘Parakan 01’ di Jawilan, Serang, Iip meminta kepada masyarakat untuk tidak mencari tahu dan menyebarkan video tersebut. “Semakin banyak video beredar akan berdampak buruk terhadap anak itu. Mereka harus dapat perlindungan. Secara psikis, keduanya juga perlu penanganan trauma healing,” katanya. (bud/JM)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *