Motivasi Mahasiswa Kedokteran Gigi, Dokter Alumni SMAN 3 Rangkasbitung Rilis Buku

Dokter Alumni SMAN 3 Rangkasbitung, Deratih Putri Utami Awaliyah Firdaus

 

JUARAMEDIA LEBAK – Siapa yang tak ingin menjadi seorang dokter, Apalagi seorang dokter gigi. Profesi yang tak kalah famous di kalangan masyarakat ini rupanya tak mudah untuk dicapai.

Berbagai rintangan dari skala kecil sampai dengan besar akan menanti mereka yang berniat untuk menjadi seorang dokter gigi.

Hal itupun dirasakan oleh salah seorang masyarakat Kabupaten Lebak. Adalah Deratih Putri Utami Awaliyah Firdaus.

Wanita cantik alumni SMA Negeri 3 Rangkasbitung ini sekarang sudah menjadi Koas atau Co-Assistant di Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Sumatera Selatan.

Mengemban ilmu di Universitas Sriwijaya, Palembang, Deratih menceritakan getirnya perjalanan untuk menjadi seorang dokter gigi muda.

Semua itu, diceritakan wanita yang pernah menjabat Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sriwijaya melalui sebuah tulisan.

Ya, Dentistry’s Deadlock Syndrome adalah nama buku yang baru saja dilaunching oleh wanita kelahiran Rangkasbitung, 28 Agustus 1996.

Dihadapan awak media , Deratih mengaku sengaja merilis buku dengan tebal 160 halam itu untuk memberikan motivasi bagi seluruh mahasiswa kedokteran gigi di Indonesia agar dapat menyelesaikan pendidikan dengan sebaik-baiknya.

Sehingga, lanjut Deratih mereka berkontribusi aktif untuk masyarakat Indonesia dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.

“Dilaunchingnya awal Maret lalu mas. Ya judul bukunya Dentistry’s Deadlock Syndrome. Buku ini membahas tuntas kehidupan mahasiswa profesi dokter gigi atau para Koas gigi di Indonesia,”kata Deratih kepada awak , Senin (20 /7/ 2020)

Dentistry’s Deadlock Syndrome ini merupakan buku pertama yang ditulis oleh wanita yang akrab disapa Dera. Setiap lembarnya, Dera menceritakan betapa terjal dan berlikunya kehidupan para koas gigi dalam menempuh pendidikan profesi dokter gigi.

Berbagai problematika, kata Dera tertulis secara gamblang dalam buku mulai dari teori klasik Koas Gigi, beragam tipe pasien koas, perjuangan dalam mencari pasien, tekanan akademik dan finansial yang dialami koas gigi serta problematika joki koas yang kian menjamur di lingkungan RSGM.

“Segala permasalahan tersebut yang dialami oleh koas gigi, semakin lama akan menjadi akumulasi permasalahan yang menjadikan koas menghadapi situasi “DEADLOCK” pada suatu waktu selama perjuangan koas berlangsung,”ungkapnya.

Menurut Dera, segala problematika yang dialami oleh para koas gigi akan terjawab secara langsung dalam buku ini melalui nasihat-nasihat orang tua dan para guru yang cukup menenagkan, cerita inspiratif yang memotivasi para koas gigi agar semakin bersemangat dalam menghadapi ujian ketika koas dengan pendekatan keagamaan dan filantopi.

“Tips and trick agar bisa survive dalam menuntaskan pendidikan dokter gigi juga turut dibahas dalam buku ini,”ucapnya.

“Semoga tulisan-tulisan dalam buku ini dapat membantu teman-teman dalam me-recharge semangat ketika para koas gigi sudah mulai merasa jenuh dan demotivasi untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya ketika berada dalam fase koas,” Imbuhnya. (jay/yaris)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *