Akses Jalan Antar Kampung Tak Dibangun, Warga Roke Desa Candi Butuh Perhatian Pemerintah 

Akses Jalan penghubung Antar Kampung, di Kampung Roke, Desa Candi Kecamatan Curugbitung Kabupaten Lebak Banten 

 

JUARAMEDIA LEBAK – Warga masyarakat Kampung Roke, Desa Candi, Kecamatan Curugbitung, Kabupaten Lebak, Banten, membutuhkan akses jalan sepanjang kurang lebih 1 Kilometer merupakan jalur transportasi jalan penghubung antar Kampung di Desa setempat.

Pasalnya, selama puluhan tahun untuk menuju kampung lainnya yang berada di desa setempat, warga setempat harus memutar arah melalui desa lain yang masuk ke wilayah Kabupaten Bogor dengan menempuh perjalanan cukup jauh.

“Bersama warga, kami sudah beberapa kali mengajukan ke pihak desa Candi, agar di Kampung Roke ini dibangun akses jalan penghubung antar Kampung,” kata Ustadz Syahrudin, salah seorang tokoh masyarakat desa setempat, ketika ditemui Juaramedia.com, belum lama ini.

Adapun, jelas dia, akses jalan dari Kampung Roke tersebut menghubungkan ke Kampung Goyang dan Kampung Kawung Luwuk, bahkan sekaligus penghubung ke pusat kantor pemerintahan desa (Pemdes) Desa Candi.

“Jika akses jalan di Kampung Roke ini dibangun, warga yang hendak ke kampung lain, baik ke kantor desa maupun ke kampung Kampung lainnya di wilayah Kecamatan Curugbitung tidak harus memutar jauh melintasi jalan perbatasan Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat itu,” terang Ustadz Syafrudin sekaligus merupakan Pengasuh Ponpes Miftahul Huda di Kampung Roke ini.

“Kami sudah mengajukan, namun sampai sekarang belum juga terealisasi. Kami tak berharap dibangunkan jalan yang lebar atau masuk kendaraan roda empat, cukup dibangunkan jalan yang layak untuk bisa kami lewati saja kami sudah bersyukur,” ungkapnya.

Pihaknya berharap, intansi terkait baik Pemdes Desa Candi, Kecamatan Curugbitung maupun Pemda Lebak dapat merealisasikan pembangunan jalan di Kampung Roke penghubung ke beberapa Kampung sebagai alat transportasi penunjang kesejahteraan masyarakat.

“Akses jalan ini, selain jalur lintas untuk umum. Jalan ini juga digunakan sebagai sarana transportasi pelajar, para santri dan para petani. Juga para pekerja yang bekerja di luar kota. Oleh karena itu, kami meminta pihak terkait agar akses jalan yang sangat dibutuhkan warga ini diperhatikan dan direalisasikan pembangunannya,” harapnya.

Menanggapi hal tersebut, ditemui terpisah, Kepala Desa (Kades) Desa Candi, Sukra menuturkan, pihaknya mengaku merasa kesulitan untuk membangun akses jalan penghubung antar Kampung di desanya tersebut.

“Disebabkan, karena ada titik lokasi yang persis berada dipinggir sungai Cidurian sepanjang 300 meter, dan ketinggiannya hampir mencapai 6 meter dari dasar sungai yang sangat rawan dan sering terkena longsor. Untuk itu Pemerintah Desa sangat kesulitan dalam hal anggaran,” keluh Sukra, kepada Juaramedia.com, Minggu (5/07/2020).

Menurut dia, kalau sekedar membangun infrastruktur akses jalan, pihak Pemerintah Desa tidak begitu sulit, masalahnya harus dibangun Turap ata Tiang Penyangga Tebing (TPT).

“Kalau tidak dibangun TPT atau bronjong, ya percuma saja. Jalan akan kembali terputus karena longsor,” ujarnya .

Dikatakan Sukra, Pemerintahan Desa sudah beberapa kali mengajukan bantuan melalui proposal yang ditujukan ke pihak pihak terkait, tapi sampai sekarang belum ada hasilnya. Untuk itu, pihajnya berharap pihak terkait dalam hal ini Dinas SDA mau turun ke bawah untuk melihat kondisi yang ada.

“Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun TPT/bronjong itu tidak sedikit. Tidak mungkin Pemerintahan Desa harus menghabiskan seluruh anggaran hanya untuk biaya pembangunan TPT/bronjong saja,” pungkasnya. (bud)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *