Pelaku UMKM di Lebak Kembali Menggeliat

Pelaku UMKM di Lebak Kembali Menggeliat

 

JUARAMEDIA LEBAK – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Lebak, Banten, kembali menggeliat setelah pemerintah menerapkan tatanan normal baru atau era new normal.

“Kami optimistis pelaku UMKM itu mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi juga menyerap lapangan pekerjaan,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lebak, Hj Yudawati, di Lebak, Selasa (9/06/2020).

Penerapan normal baru itu tentu berdampak positif terhadap pelaku usaha sehingga mereka kembali memproduksi dan memasarkannya.

Selain itu juga permintaan pasar cenderung meningkat, dibandingkan dampak pandemi COVID-19 yang mengakibatkan pelaku UMKM terancam gulung tikar karena merosotnya pendapatan.

Pemerintah daerah juga menyalurkan bantuan dana sosial kepada pelaku UMKM akibat dampak pandemi COVID-19 sebesar Rp600 ribu selama tiga bulan juga bantuan permodalan Rp1 juta/unit usaha dari APBD setempat.

“Kami berharap pelaku usaha itu normal kembali, seperti dulu hingga menyumbangkan kesejahteraan bagi warga,” katanya menjelaskan.

Menurut dia,pemerintah daerah mendorong pelaku UMKM terus berkembang karena memberikan pendapatan ekonomi masyarakat dan penyerapan lapangan pekerjaan.

Selama ini, populasi UMKM di Kabupaten Lebak tahun ke tahun terjadi peningkatan karena intervensi pemerintah setempat cukup besar melalui pembinaan, pelatihan hingga mempromosikan produksi ke luar daerah.

Disamping itu juga difasilitasi dengan kerja sama PT Indomarco sehingga produksi UMKM bisa dipasarkan melalui toko minimarket yang ada diberbagai daerah di Tanah Air.

Kerja sama ini, kata dia, hingga kini masih berjalan sehingga pelaku UMKM cukup terbantu ditengah pendapatan ekonomi mereka.

“Kami minta pelaku usaha itu dapat menjadikan kekuatan ekonomi daerah pada tatanan era baru itu,” katanya.

Ia mengatakan, selama ini, kualitas produk UMKM Lebak memiliki keunggulan dan khas tersendiri di antaranya produk kerajinan tenun Badui, abon Bu Bedah, Gula Semut, Sandal, Tas dan Dompet Cimarga dan kerajinan Bambu Pasir Ona Rangkasbitung.

Begitu juga kerajinan tangan, batik Lebak, konveksi,minuman kopi dan aneka jenis akanan kuliner.

Produksi UMKM itu, kata dia, beberapa komoditas mampu menembus pasar ekspor juga pasar domistik.

Berdasarkan data populasi UMKM Kabupaten Lebak tahun ini tercatat 50.149 unit usaha dan diperkirakan omzet pendapatan miliaran rupiah per bulan dengan menyerap 150 ribu tenaga kerja jika dikalkulasikan tiga orang per UMKM.

“Kami mendorong pelaku usaha itu agar mampu meningkatkan mutu dan kualitas sehingga bisa bersaing pasar,” pungkasnya. (ary/bud)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *