Pesantren Pondasi Pendidikan Nasional

Foto : Pengasuh dan para santri Ponpes Al Falah, Kampung Cibangkur, Desa Sukadaya, Cikulur, Lebak, Banten.

Penulis : Arya | Editor : Budi Harto

LEBAK – Hari Santri Nasional (HSN) Ke-2, disambut suka cita oleh Kyai dan Santri diberbagai Pesantren seluruh Indonesia, dengan berbagai kegiatan, lomba baca kitab kuning, festival sholawat, istighosah, pembacaan Alfiyah sampai Upacara baik di tingkat kecamatan, kabupaten maupun di tiap-tiap Pondok Pesantren (Ponpes).

Bahkan, ratusan santri dan santriawati Ponpes Al Falah, Kampung Cibangkur, Desa Sukadaya, Cikulur, Lebak, Banten pun menggelar Syukuran dan Istighosah di halaman Ponpes setempat.

“Pondok pesantren pondasi pendidikan nasional, para ulama pendiri bangsa berhasil mendidik para santri “Cinta Tanah Air”, berhasil mengusir penjajah di Tanah Air kita, peran Kyai dan Santri memerdekakan bangsa ini dari penjajah sudah sepantasnya pemerintah dan kita memulyakanya para Kyai dan Santri,” kata KH Shohibudin S. Pd, Pengasuh Ponpes Al Falah kepada Media disela sela acara Tasyakuran dan Istighosah, Rabu (23/10/19).

Ia mengaku, niat ikhlas mendirikan pondok pesantren untuk mendidik siswa dan siswi sekolah Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan Madrasah Aliyah (MA) Al Falah, dan masyarakat sekitar belajar Ilmu Agama Islam di Ponpes Al falah. Kekhasan pesantren yang ada di Banten dengan logat atau bahasa jawa Serang dalam belajar dan penyampaian Kitab Kuning

Lanjut KH Shohibudin, sekolah Berbasis Agama dan Pondok Pesantren, memudahkan para siswa untuk cepat Belajar Kitab Amil, Jurumial, Nahwu, Shorof dan yang lainnya, rumusan untuk bisa membaca dan memaknai Kitab Kuning yang tulisan gundul.

“Selain itu Ponpes Al falah, mengajarkan Qiroat Alquran, kitab fikih Fathul qorib, fathul Mu’in karangan syech Abdul Aziz Al Malibari kitab fikih yang luas Pemahamannya dan tentu kita tanamkan Nilai Nilai Pancasila dan Cinta Tanah Air,” terangnya.

Terakhir, KH Shohibudin mengatakan, dengan disahkannya UU Ponpes oleh DPR dan disetujui Pemerintah, Pemerintah mengakui Peran serta Kyai dan Santri dalam mensukseskan Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia.

Sementara itu Kepala MA Al Falah, Firdaus S.Pd.i menuturkan, hampir 90 perden siswanya mondok di Ponpes Al Falah. Sekolah sambil mondok memudahkan siswa untuk cepat memahami pelajaran di sekolah Aliyah hampir 65 persen pendidikan Agama Islam, dan santri bisa memperluas wawasannya ketika belajar kitab.

“Santri ketika terjun ke masyarakat dalam dakwahnya bisa beradaptasi dengan bahasa yang supel dan mudah dipahami masyarakat,” tuturnya.

Santri itu, ungkap Firdaus, tidak bisa di ukur dari atau oleh usia, setiap insan yang mau mondok di Ponpes ngaji, baik tua atau muda, walaupun usianya udah 50 tahun tetap dia Santri.

“Semoga Presiden RI, Bapak Jokowi segera menadatangani UU Ponpes sebagai kado terindah bagi Santri Indonesia,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *