Gelombang Stunami Di Pandeglang,  Terdata 23 Meninggal dan 288 Luka-Luka

PANDEGLANG – Sejumlah Kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, dilanda bencana Alam Rob Air Laut, khusus yang berada pesisir pantai di Kabupaten setempat. Berdasarkan perdasarkan pernyataan BMKG adalah glombang stunami yang diakibatkan oleh erupsi anak gunung krakatau. Dari sejumlah Kecamatan yang diterjang gombang  Stunami tersebut, yang terparah ada di tiga Kecamatan. Yakni : Kecamatan Carita, Panimbang dan Sumur.
Ditiga Kecamatan ini  tidak hanya menyebabkan kerugian material dan korban luka saja. Tapi juga menyebabkan terjadinya korban jiwa meninggal mencapai 23 orang

Menurut Bupati Pandeglang Irna Narulita, musibah stunami Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018) malam yang menimpa warganya ini, untuk sementara terdata sebanyak 23 orang meninggal dan 288 orang . Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah memastikan bahwa gelombang tinggi di Selat Sunda semalam adalah tsunami.

” Untuk sementara terdata  23 orang meninggal, 288 terdata luka-luka,”  Ujar  Irna dikutip dari wawancara awak media , Minggu (23/12/2018).

Saat ini, kata Irna   tim dari TNI, Polri, Tagana, dan relawan lainnya sedang bergerak mengevakusi korban. Namun, tim mengalami kendala akibat hujan deras yang turun sejak pukul 03.00 Wib . Ia juga mengatakan sudah ada alat-alat berat di sejumlah lokasi, seperti ada lima eskavator, lima alat berat, mobil bak terbuka.

Berdasarkan laporan petugas di lapangan,  sambung Irna, warga membutuhkan selimut, makanan ringan, dan persediaan yang ada. Dia terus mengupayakan melayani korban bencana.

“Yang paling dibutuhkan selimut, pakaian kering, dan makanan,” ujar dia.

Untuk membantu para korban, kata Irna
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) setempat segera mendirikan dapur umum untuk para korban. Sebab, banyak korban yang menyelamatkan diri tanpa membawa barang bawaan apa pun.

Hal senada dikatakan. Kapolres Pandeglang AKBP Indra Lutrianto Amstono. Menurutnya,, kondisi hujan lebat menjadi kendala evakuasi korban di lapangan. Saat ini, dia memberikan instruksi pada polsek untuk bekerja sama Muspika, seluruh camat, puskesmas untuk bergeser ke kecmatan yang butuh bantuan atau terdampak tsunami.

” Kita kerja  sama-sama, baik evakusi atau bantu warga,”  Ucap Indra .

Sementara itu BMKG memperkirakan masih akan ada tsunami susulan terjadi di perairan Selat Sunda. Sebab, BMKG tidak bisa memprediksi sampai kapan aktivitas Gunung Anak Krakatau berhenti.

“Masih akan ada tsunami susulan. Tremor, guncang lereng Gunung Anak Krakatau, kalau itu rontok akan terjadi (tsunami lagi),” kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati.

Dengan kondisi ketidak pastian tersebut, dia mengimbau masyarakat jangan kembali ke pantai dahulu. Sebab, berdasarkan papan pengukuran (tide gauge), saat ini tremor masih berjalan.

“Jangan kembali sampai ada perkembangan informasi bencana selanjutnya,”  Katanya.  (deni/yaris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *