Sekolah di Lebak Raih Predikat Sekolah Adiwiyata

Foto : ilustrasi/net

Penulis : Ika | Editor : Budi Harto

LEBAK – 29 sekolah di kabupaten Lebak telah menyandang predikat sebagai sekolah adiwiyata, dari masing-masing sekolah predikat adiwiyata mandiri, terdapat tujuh sekolah adiwiyata nasional, 12 sekolah adiwiyata Provinsi dan sembilan sekolah adiwiyata Kabupaten. Satu diantaranya, menyandang predikat sekolah Adiwiyata Mandiri.

Demikian dikatakan Dasep Novian, Kepala Bidang Penaatan dan Peningkatan Kapasitas pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebak, Dasep Novian saat ditemui media, Rabu (16/10).

Menurutnya, bahwa sekolah berpredikat adiwiyata mandiri, untuk saat ini baru diperoleh satu sekolah yaitu SMPN 1 Rangkasbitung.

“Karena sejauh ini untuk sekolah yang sudah menyandang predikat sebagai sekolah adiwiyata mandiri hanya SMPN 1 Rangkasbitung,” ujarnya.

Predikat tersebut diperoleh, terang dia, sebab dari penilaian seluruh kriteria yang telah ditentukan oleh KLHK sudah terpenuhi, sehingga mendapat penilaian dan meraih predikat Adiwiyata Mandiri.

“Penerapan atau sisi penilaian terhadap peraih predikat sekolah adiwiyata mandiri, dilihat dari keadaan sekolah yang bersih, hijau dan terlihat sangat asri, karena lingkungan sekolah dikelola dengan baik,” beber Dasep.

Ia menyebutkan, sekolah yang berada di jalan protokol Mulatuli tersebut memiliki kurikulum lingkungan. Terlebih, seluruh mata pelajaran yang diberikan kepada siswanya berhubungan dengan lingkungan. Sehingga, seluruh siswa dan tenaga pengajarnya menerapkan pada kegiatan sehari-hari disekolahnya.

“Kurikulum yang diajarkan membuat para siswa di sekolah menjadi terbiasa dengan lingkungannya yang bersih dan hijau. Tak hanya itu, di sekolah tersebut juga ada pengolahan sampah dan pengelolaan ruang terbuka hijau,” paparnya.

Untuk tahun ini, ungkap Dasep, ada 60 sekolah, seperti SD,SMP,SMA,SMK,MA baik negeri maupun swasta yang sudah terakreditasi dan mencalonkan untuk ikut dengan harapan menjadi sekolah adiwiyata.

“Tahun ini kita tengah membina sebanyak 60 sekolah yang terbagi dalam tiga wilayah, kami bina dengan harapan semua bisa lolos dalam mengikuti penilaian sekolah adiwiyata tingkat kabupaten,” terangnya.

Ia menambahkan, semua sekolah yang tengah dibina ini diperbolehkan ikut andil dalam penilaian sekolah adiwiyata tingkat kabupaten. Sebab, hal ini merupakan bagian upaya DLH untuk menciptakan sekolah berbudaya dan peduli lingkungan.

Terpisah, Kepala SMPN 1 Rangkasbitung, Sudirman mengaku bahwa perolehan sekolah yang saat ini menyandang predikat sekolah adiwiyata mandiri, tentu hal tersebut didapat atas dasar penerapan guru pengajar dan siswa-siswinya.

“Saya merasa bersyukur atas apa yang sudah diperoleh dan dinyatakan sekolah Adiwiyata Mandiri. Akan tetapi, tanpa adanya kerjasama, hal tersebut tidak mungkin diperoleh,” tuturnya.

Pihaknya berharap, semoga kedepannya status sekolah dengan predikat Adiwiyata Mandiri bukan hanya di SMPN 1 Rangkasbitung, melainkan banyak sekolah yang nantinya akan menyandang status tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *