Janda Miskin Warga Pagelaran Menderita Perut Buncit

PANDEGLANG – Lagi, nasib malang bagi Ibu Emi (60) warga Kampung Tebet RT 03/06, Desa Montor, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Pandeglang sangat memperihatinkan kondisinya. Pasalnya, wanita renta ini menderita penyakit dengan perut membuncit (Tumor Abdomen) sejak 2016 lalu, sehingga tidak bisa melakukan aktivitas.

Sebelum mengalami penyakit tersebut, Janda satu anak ini ditinggalkan suaminya meninggal. Karena keterbatasan biaya, sehingga tidak mendapatkan pengobatan dengan layak.

Dengan kondisi tersebut, anak korban Uung (31) harus merawat ibunya sendiri dengan bekerja serabutan.

“Ibu saya ini tidak bisa melakukan aktivitas, sebab kondisi perutnya setiap hari semakin membesar. Sekarang ibu tidak bisa apa-apa, ditambah lagi karena, selain perut yang membesar, kaki juga membengkak, sehingga tidak bisa berjalan,” kata Uung anaknya, kepada media, Jum’at (20/09).

Kata Uung, ibunya tersebut selalu mendapatkan perawatan dari pihak puskesmas. Namun, untuk melakukan pengobatan lebih lanjut memiliki keterbatasan biaya.

“Kalau pihak puskesmas memang selalu ada kesini, dan menyarankan untuk dilakukan perawan. Tetapi, kami keterbatasan biaya karena untuk makan saja susah, karena saya disini paling menjadi buruh membuat emping, itu untuk makan juga susah,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Pagelaran, Rd Dadang Supriyatna mengatakan, pihaknya selalu memantau kondisi pasien tersebut. Tetapi, kata dia, penyakit tersebut harus dilakukan dengan mendapatkan perawatan oleh rumah sakit spesialis.

“Kita juga sudah sarankan, agar pasien tersebut dilakukan perawatan ke rumah sakit spesialis seperti ke Darmais Jakarta. Karena, kalau di Banten apalagi di Pandeglang itu tidak ada, kita juga siapkan ambulan bahkan petugas medisnya dari sini untuk mengantar kesana kalau mau dirawat,” imbuhnya.

Namun, lanjutnya, karena keterbatasan biaya keluarga korban enggan untuk di rujuk, terutama biaya untuk kebutuhan menunggu pasien selama dirawat.

“Pasien tersebut memang kondisi ekonominya tidak mampu, sehingga tidak mau dirawat. Karena disana dulu juga pernah dirawat, tetapi karena tidak ada biaya saat menunggu itu, akhirnya kembali dibawa pulang,” ujarnya.

Sementara itu Hamid petugas sosial Kecamatan Pagelaran mengatakan, pihaknya juga sudah pernah membawa pasien tetsebut ke RSUD Berkah Pandeglang.

“Kita juga pernah membawa ke RSUD berkah, tetapi karena untuk menunggu disana juga membutuhkan biaya, terutama bagi yang menunggunya akhirnya dibawa pulang kembali. Untuk itu, kami berharap ada dermawan atau komunitas yang memiliki jiwa sosial untuk ikut membantu,” cetusnya. (dni/yaris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *