Menyibak Tabir Penemu Pertama ‘Negeri Diatas Awan’ Citorek

LEBAK – Wilayah Kabupaten Lebak memiliki sejumlah tempat wisata alam yang sangat menarik dan cukup menjanjikan. Salah satunya adalah wisata alam ‘Negeri Diatas Awan’ yang  terletak di Kampung Ciusul, Desa Citorek, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak.

Objek wisata yang baru ditemukan itu, kini menjadi tempat wisata primadona para wisatawan khususnya bagi warga Lebak dan Banten. Hampir setiap hari, banyak warga yang datang ke tempat wisata yang masuk ke kawasan Taman Nasional Gunung Halimun – Salak (TNGH-S) tersebut.

Lantas, siapakah orang pertama yang menemukan ‘negeri diatas awan’ tersebut?

Tempat yang dulunya bukit hutan belantara itu, pertama kali ditemukan sekira tahun 2018 oleh sekelompok pemuda warga setempat. Kala itu, sekelompok pemuda yang belum diketahui namanya tersebut tak sengaja naik ke atas bukit untuk sekedar nongkrong dan foto selfie. Saat diatas bukit, mereka melihat hamparan awan di bawah bukit. Mereka pun segera mengabadikan momen indah itu dengan handphone-nya dan memposting di media social.

Tak disangka, postingan pemuda Citorek tersebut menjadi viral. Sejak saat itu, tempat yang berada diketinggian kurang lebih 1500 meter diatas permukaan laut itu ramai didatangi warga.

“Kalau siapa yang pertama menemukan tempat itu, kalau ngga salah sekelompok Pemuda Citorek. Waktu itu atau sekira tahun 2018 mereka ngga sengaja naik ke atas bukit untuk nongkrong dan selfie. Eh, pas dilihat ada awan di bawah bukit. Mereka foto dan langsung di posting di media sosial,” kata pemilik warung tempat wisata ‘negeri diatas awan’ Diki kepada chanelbanten.com.

Namun, Diki mengaku tidak mengetahui nama sekelompok pemuda yang pertama kali menemukan ‘negeri diatas angin’ tersebut. Kata dia, sejak postingan foto-foto bukit Ciusul itu viral di media social banyak warga yang berdatangan ke tempat itu.

Menurut Diki, waktu yang tepat untuk bisa melihat hamparan awan yakni di pagi hari sekira pukul 06.00 hingga 07.00 WIB. Di waktu itu, lanjut Diki, awan terlihat sangat indah terlihat seperti gumpalan sutra yang terhampar sejauh mata memandang.

“Biasanya, pemandangan ‘negeri diatas awan’ bisa dilihat pagi hari. Kalau siang atau sore ngga ada,” ujarnya.

BERKAH WARGA

Penemuan tempat wisata baru di wilayah adat tersebut, ternyata membawa berkah bagi warga sekitar. Banyak warga yang berduyun-duyun untuk mencari nafkah di tempat wisata baru itu. Bukit yang dulu rimbun dipenuhi pohon-pohon besar, kini dipenuhi bangunan warung dan home stay.

Menurut Diki, sejak tempat itu ramai dikunjungi, warga setempat banyak yang mendirikan bangunan warung dan home stay. Kata dia, pendirian bangunan sudah atas seizin pemerintah desa setempat dan pengelola TNGH-S.  Diki sendiri mengaku, sudah hampir satu tahun berada di tempat tersebut.

“Kalau warung sayamah, sejak ramai tempat ini dikunjungi warga saya sudah bangun warung,” ucapnya.

INFRASTRUKTUR TAK MENDUKUNG

Istilah ‘negeri diatas angin’ kini menjadi populer ditelinga warga Kabupaten Lebak. Bahkan, bukan hanya warga Lebak dan Banten saja yang berduyun-duyun datang ke tempat wisata baru itu. Berdasarkan pengakuan pengelola tempat itu, warga dari luar daerah seperti Bogor dan Jakarta banyak yang datang ke tempat itu.

“Setahu saya, banyak juga yang dari luar Lebak seperti dari Bogor dan Jakarta. Biasanya, mereka datang Sabtu dan Minggu,” kata seorang pengelola parkir yang enggan menyebutkan nama.

Sayangnya, akses infrastruktur jalan menuju ke bukit ‘surga’ itu kurang begitu baik. Soalnya, kondisi jalan baik dari arah Cikotok – Citorek maupun Cipanas – Citorek dalam kondisi rusak. Hanya disejumlah ruas jalan yang kondisinya sudah di aspal dan beton. Namun, bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke ‘negeri diatas awan’ Citorek tidak perlu cemas, karena saat ini jalan yang rusak tersebut sedang diperbaiki Pemprov Banten.

JARAK TEMPUH

Ada beberapa alternative akses jalan untuk menuju ke tempat wisata ‘negeri diatas awan’ Citorek. Jika dari arah Serang, anda bisa melalui jalur Malingping – Cimandiri – Citorek. Jarak tempuh dari Serang – Citorek dengan melalui jalur ini hanya membutuhkan waktu sekira 3 jam lebih.

Kondisi jalan di jalur ini relative bagus, hanya di ruas jalan Cimandiri – Citorek yang masih berbatu. Bagi anda yang menggunakan roda dua sebaiknya menggunakan helm dan masker karena diruas jalan ini jika musim kemarau jalan berdebu.

Jika anda datang dari arah Bogor, anda bisa melalui jalur Cipanas-Citorek. Jarak tempuh melalui jalur ini relative lebih dekat hanya butuh waktu sekira 3 jam lebih sampai di ‘negeri diatas awan’ Citorek. Kondisi ruas jalan di jalur ini relative bagus hanya dibeberapa ruas jalan yang masih rusak. (Duy)     

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *