Bakti Karya Mahasiswa Jadi Pionir Program Kotaku Tanpa Kumuh Di Lebak

LEBAK – Pelaksanaan kegiatan Bakti Karya Mahasiswa (BKM) merupakan mata kuliah wajib yang ada di semester 4, kegiatan ini merupakan agenda rutin para mahasiswa STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

Dalam kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat mengabdikan dirinya di masyarakat khususnya berkaitan dengan program pemerintah yang berkaitan dengan realisasi Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).

Maka dari itu Asisten Daerah (Asda) Administrasi Umum dan kesra Sekretariat Daerah (Setda) Lebak Dedi Lukman Indepur melepas Peserta BKM Tematik STKIP Setia Budhi Rangkasbitung tahun 2019 dengan tema “Merubah Wajah Kota Wujudkan Kota tanpa Kumuh” yang bertempat di Pendopo Sekretariat Daerah Kabupaten Lebak, Senin (19/08/2019)

Dalam Sambutannya Asda mengatakan Pemerintah Kabupaten Lebak sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada STKIP Setia Budhi Rangkasbitung karena telah ikut berperan aktif bersama pemda yang dalam hal ini sudah merupakan program ke-3 pelaksanaan BKM yang bekerja sama dengan Kotaku yang sangat membekas dihati pemerintah.

“Pelaksanaan ini seiring dengan program/visi dari Kabupaten Lebak dimana ibu Hj. Iti Octavia Jayabaya beserta bapak H. Ade Sumardi pada periode ke-2 ini telah mencantumkan visi yaitu menjadikan Kabupaten Lebak menjadikan Destinasi Wisata unggulan nasional yang berbasis potensi lokal,” ujarnya.

Ini tentu, kata Asda, sangat seiring dimana suatu daerah dalam rangka menyandang suatu daerah pariwisata harus menciptakan selain daerah itu harus bersih, warganya pun harus ramah, dan lingkungan nya harus tertib yang sangat mendukung proyek unggulan Kabupaten Lebak Nasional.

“Dan insya allah beberapa tahun jalan Tol di Kabupaten Lebak akan selesai tahun ini. Tidak hanya itu, kita juga punya program Waduk Karian yang akan menjadi potensi wisata yang luar biasa, satu lagi program nasional yaitu akan ada repitalisasi jalan kereta yang akan menyambung ke daerah selatan yaitu labuan dan Bayah,” paparnya.

Sementara itu, Iman Sampurna selaku ketua LP3M mengatakan, bahwa dalam kegiatan BKM kali ini STKIP memberangkatkan 180 mahasiswa yang terdiri dari prodi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Pendidikan Olahraga, Pendidikan Paud, Pendidikan Sekolah Dasar dan Sejarah, yang diadakan di 3 Kelurahan dan 3 desa yang ada di Kabupaten Lebak, yaitu Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kelurahan Muara Ciujung Barat, Kelurahan Cijoro pasir, Desa Cimangenteun, Desa Pasir tanjung dan Desa Narimbang mulya dimulai dari Tanggal 19 Agustus hingga 19 September 2019.

“Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian masyarakat serta sejalan dengan kerja sama kampus dengan pihak Kotaku yang berdasarkan informasi yang didapat akan berakhir di tahun 2019, dengan demikian mudah-mudahan kekumuhan yang ada di Kabupaten Lebak, Zero (NOL) artinya tidak akan ada lagi kekumuhan di kota kita. Tapi nanti kita lihat mahasiswa yang terjun didampingi dengan para dosen dalam rangka mengubah wajah Kabupaten Lebak menjadi Kota Tanpa Kumuh selaras dengan tema yang kita angkat pada tahun ini,” terang Iman.

Ia menambahkan, bahwa berdasarkan Tema yang diambil kenapa harus ada kata “Tematik”, ia menjelaskan bahwa untuk menuntaskan kekumuhan perlu dibentuk kampung-kampung Tematik yang kedepannya akan mengendorse masyarakat Lebak untuk dapat menuntaskan kekumuhan di kampungnya terutama di wilayah kota Rangkasbitung yang dalam hak ini bekerjasama dengan Badan keswadayaan masyarakat (BKM) untuk menuntaskan 11 Hektar kekumuhan yang ada di Kabupaten Lebak.

“Mudah-mudahan dengan 180 Mahasiswa dan beberapa dosen pendamping permasalahan kekumuhan tersebut kita jadikan NOL Kumuh dan kita akan merekrut beberapa relawan dari tiap-tiap wilayah atau di kampung, karena mereka yang akan merawat agar tidak terjadi lagi kekumuhan. Maka dari itu tugas mahasiswa nanti akan memilih untuk direkrut masyarakat untuk bekerja membantu masyarakat menghindari kekumuhan itu,” imbuhnya.

Untuk program/kegiatan yang akan dilakukan, sambung Iman, pada pelaksanaan BKM ini yaitu Apel siaga relawan kota tanpa Kumuh dan seluruh elemen terkait, Branding Kampung (pemukiman warga) , Susur sungai Ciujung (kajian DAS Ciujung/Kerjasama Lintas Sektor), penggalian berbagai potensi lokal, Konservasi Bahasa, Kampung Ramah Anak, dan Pemanfaatan Pekarangan.

Endah Kurniasih (21) selaku Peserta BKM juga merasa bahwa dirinya mendapat pelajaran penting dari rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan tahun ini.

Menurutnya dengan adanya BKM ini, justru dapat mengasah kemampuan mahasiswa salah satunya dalam hal berinteraksi dengan Masyarakat agar kedepannya lebih produktif lagi.

“Menurut saya dengan tema tanpa kumuh juga apabila dikaitkan dengan pendidikan, mungkin dengan adanya tema ini kita jadi dapat mengubah paradigma masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi pembangunan yang ada di Masyarakat,” katanya. (bud/yaris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *