Nahas, Bermaksud Ambil Uang Buat Beli Susu Anak, ATM Tertelan Mesin, Rp10 Juta Milik Wartawan di Lebak, Raib

Foto : Eko Masnika Handayani korban ATM Tertelan Mesin ATM

LEBAK – Nahas dialami Eko Masnika Handayani, salah seorang wartawan Harian Warta Banten biro Kabupaten Lebak, akibat ATM (Anjungan Tunai Mandiri) miliknya tertelan di mesin ATM di salah satu tempat penarikan uang yang berada di Rangkasbitung. 

Nasib pilu yang dialami Eko Masnika Handayani yang akrab dipanggil Eko ini diduga akibat ulah aksi kejahatan dengan Modus Ganjal Mesin ATM, sehingga hal tersebut mengakibatkan Eko harus kehilangan uang sebesar Rp10.350.000 hasil penjualan mobil sedan Mazda kesayangannya sebesar Rp11 juta.

Eko yang juga pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lebak ini kepada awak media menceritakan kronologisnya, saat dirinya akan mengambil uang di ATM Bank Rakyat Indonesia (BRI) di kantor Kementerian Agama Kabupaten Lebak, Jaura, Kecamatan Rangkasbitung, kartu ATM miliknya tidak bisa digunakan atau mengalami trouble, dan dia berusaha menekan tombol cancel berulangkali di mesin ATM untuk mengeluarkan kartunya namun tetap saja kartu tidak bisa keluar, pada Sabtu (13/4/2019) sekira Sore.

“Saya bermaksud untuk mengambil uang di mesin ATM untuk membeli susu anak, namun kartu ATM saya tidak bisa digunakan dan tertelan oleh mesin ATM,” katanya penuh nada lirih, Minggu (14/4/2019) kemarin. 

Dua orang pria yang ikut antre dan diduga adalah komplotan pembobol mesin ATM yang melihat korban kebingungan berpura pura memberikan bantuan. Salah seorang pelaku lainnya mengarahkan korban untuk menghubungi call centre BRI yang tertera di mesin ATM.

Karena panik kartu ATM nya tertelan dan tidak bisa digunakan, Eko lantas menghubungi call centre BRI yang tertempel di mesin ATM sebagaimana arahan dari seorang pelaku.

Diujung telepon seorang pria yang mengaku dari BRI meminta Eko untuk memberikan nomor PIN dan mamastikan bahwa uangnya tidak akan hilang dan akan diurus saat jam kerja.

“Salah seorang pelaku meminta saya untuk menghubungi call centre BRI yang ditempel di mesin ATM dan ternyata belakangan diketahui bahwa nomor call centre itu palsu,” ungkap Eko.

Karena uangnya merasa aman dan tidak hilang sebagaimana yang dijanjikan oleh pria yang mengaku dari BRI diujung telepon, Eko pun pulang ke rumahnya di Kecamatan Sajira. Namun, alangkah terkejutnya korban saat sampai di rumah ada pemberitahuan melalui SMS Banking pada HP miliknya, jika ada transaksi di rekeningnya sebanyak tiga kali sebesar Rp10.350.000, dengan rincian transfer bank lain keluar via ATM Rp7 juta pukul 17:19: 57 WIB, transaksi debet Rp2,5 juta pukul 17:20:22 WIB dan transaksi debet Rp850 ribu pukul 17:21:51 WIB dan semua transaksi itu dilakukan hari Sabtu (13/4/2019).

Mengetahui adanya transaksi keuangan di rekeningnya, Eko pun mendatangi kantor cabang BRI di Rangkasbitung, namun karena hari libur dia diminta oleh Satpam untuk datang kembali ke BRI saat jam kerja dengan membawa buku tabungan dan KTP asli untuk penggantian kartu ATM

“Saya diminta oleh Satpam bank BRI untuk datang lagi hari Senin (15/4/2019), karena kemarin dan hari ini libur dengan membawa KTP, buku tabungan untuk di print out guna mengetahui ke rekening siapa uang saya ditransfer termasuk membuat kartu ATM baru,” katanya. (bud/yaris)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *